Langsung ke konten utama

fenotiazin

Antipsikotik
antipsikotik
 merupakan kelompok obat terbesar yang dipakai untuk mengobati gangguan mental. Secara khusus obat-obat ini memperbaiki proses pikir dan perilaku klien dengan gejala-gejala psikotik. gejala-gejala psikotik  diakibatkan oleh ketidakseimbangaan neurontransmiter, dopamin, pada otak. Antipsikotik menghambat reseptor dopamin pada otak, sehingga memulihkan gejala-gejala psikotik. 

Fenotiazin dibagi menjadi tiga kelompok
fenotiazin Alifatik
fenotiazin Alifatik menghasilkan efek sedatif yang kuat menurunkan tekanan darah dan menimbulkan gejala-gejala ekstrapiramidal
fenotiazin piperazin menghasilkan efek sedattif yang sedang, efek antiemetik yang kuat, dan beberapa menurrunkan tekanan darah. Obat-obat ini juga menyebabkan timbulnya lebih banyak gejala-gejala ekstrapiramidal dari pada fenotiazin yang lain
fenotiazin piperadin mempunyai efek sedatif yang kuat, menimbulkan sedikit gejala-gejala ekstrapiramidal, dapat menurunkan tekanan darah dan tidak mempunyai efek antiemetik


Farmakokinetik
Hubungan struktur dan aktivitas
a. Gugus pada R2 dapat menentukan kerapatan elektron sistem cincin. Senyawa mempunyai aktivitas yang besar bila gugus pada Rr bersifat penarik elektron dan tidak terionisasi. Makin besar kekuatan penarik elektron makin tinggi aktivitasnya. Substitusi pada R2 dengan gugus Cl atau CF3 akan meningkatkan aktivitas. Substituen CF3 lebih aktil dibanding Cl karena mempunyai kekuatan penarik elektron lebih besar tetapi efek samping gejala ekstrapiramidal ternyata juga lebih besar. Substitusi pada R2 dengan gugus tioalkil (SCH3), senyawa tetap mempunyai aktivitas tranquilizer dan dapat menurunkan efek samping ekstrapiramidal. Substitusi dengan gugus asil (COR), senyawa tetap menunjukkan aktivitas tranquilizer.
b. Substitusi pada posisi 1,3 dan 4 pada kedua cincin aromatik akan menghilangkan aktivitas tranquilizer.
c. Bila jumlah atom C yang mengikat nitrogen adalah 3, senyawa menunjukkan aktivitas tranquilizer optimal. Bila jumlah atom C = 2, senyawa menunjukkan aktivitas penekan sistem saraf pusat yang moderat tetapi efek antihistamin dan anti-Parkinson lebih dominan.
d. Adanya percabangan pada posisi β-rantai alkil dapat mengubah aktivitas farmakologisnya. Substitusi β -metil dapat meningkatkan aktivitas antihistamin dan antipruritiknya. Adanya substitusi tersebut menyebabkan senyawa bersifat optis aktif dan stereoselektif. Isomer levo lebih aktif dibanding isomer dekstro.
 e. Substitusi pada rantai alkil dengan gugus yang besar, seperti fenil atau dimetilamin, dan gugus yang bersifat polar, seperti gugus hidroksi, akan menghilangkan aktivitas tranquilizer.
f. Penggantian gugus metil pada dimetilamino dengan gugus alkil yang lebih besar dari metil akan menurunkan aktivitas karena meningkatnya pengaruh halangan ruang.
g. Penggantian gugus dimetilamino dengan gugus piperazin akan meningkatkan aktivitas tranquilizer, tetapi juga meningkatkan gejala ekstrapiramidal.
h. Penggantian gugus metil yang terletak pada ujung gugus piperazin dengan gugus-CH2CH2OH hanya sedikit meningkatkan aktivitas.
i. Kuarternerisasi rantai samping nitrogen akan menurunkan kelarutan dalam lemak, menurunkan penetrasi obat pada sistem saraf pusat sehingga menghilangkan aktivitas tranquilizer. 
j. Masa kerja turunan fenotiazin dapat diperpanjang dengan membuat bentuk esternya dengan asam lemak yang berantai panjang seperti asam enantat dandekanoat.

pertanyaan
1. bagian struktur yang aktif mengikat reseptor dari fenotiazin?
2. jika atom nitrogen pada posisi 10 diganti oleh suatu atom karbon yang memiliki ikatan rangkap ke rantai sampingnya, maka senyawa tersebut adalah tioksanten, bagaimna efektvitas tioksanten dibandingkan dengan fenotiazin?
3. contoh turunan fenotiazin yang mempunyai rantai samping alifatik?
4. contoh turunan fenotiazin yang mempunyai cincin piperidin pada rantai sampingnya?
5. contoh turunan fenotiazin yang kuat mempunyai gugus piperazin pada rantai sampingnya?
6. dari ketiga kelompok fenotiazin diatas yang memiiki aktifitas antiemetik tertinggi adalah?
7. berikan contoh obat fenotiazin yang digunakan sebagai antiemetik?
8. kenapa piperidin tidak menimbukan efek antiemetik?

Komentar

  1. saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, Fenotiazin dengan rantai samping alifatik mempunyai potensi yang relatif rendah. contoh dari golongan ini salah satunya adalah klorpromazin.

    BalasHapus
  2. saya akan mencoba menjawab no 4
    tioridazin dan mesoridazin

    BalasHapus
  3. Saya akan coba menjawab nmbr 5. flufenazin dan trifluoperazin

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan menambahkan jawaban no 5
      flufenazin, perfenazin dan trifluofarazin

      Hapus
  4. 8. karena piperidin tidak memiliki farmakofor sebagai antiemetik

    BalasHapus
  5. 7. fenotiazin yang digunakan untuk antiemetik adalah prometazin hcl

    BalasHapus
  6. goongan feni tiazin yang memiliki antiemetik tertinggi adalah piperazin

    BalasHapus
  7. No.7 , proklorperazin, ferfenazin, trifluoperazin, klorpromazin, haloperidol dan levomepromazin

    BalasHapus
  8. No 7 contoh obat turunan fenotiazin yang berkhasiat sebagai antiemetik yaitu proklorperazin dan thietilperazintorecan.

    BalasHapus
  9. Contoh obat golongan fenotiazin yang berkhasiat sebagai antiemetikini misalnya : proklorperazin, klorpromazin, perphenazine, thiethylpirazine dan promethazine. Obat ini merupakan lini pertama yang digunakan dalam penanganan mualdan muntah akibat kemoterapi. Mekanisme kerjanya adalah dengan memblokade reseptor dopamin di area postrema (CTZ dan pusat muntah) digunakan untuk mengobati mual muntah karena kemoterapi dengan emetogenisitas ringan.

    BalasHapus
  10. turunan fenotiazin yang mempunyai cincin piperidin pada rantai sampingnya adalah tioridazin dan mesoridazin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL EFEK SAMPING OBAT PROPHYLTHIOURASI (PTU)

sebelum membahas mengenai efek samping dari prophythiourasil kita harus mengenal mengenai efek samping itu sendiri apa sih?? Efek samping adalah setiap efek yang tidak dikehendaki dan merugikan atau membahayakan pasien ( adverse reaction  ) dari suatu pengobatan. Efek samping yang berat jarang ditemukan, meskipun efek-efek toksik yang berbahaya sering terjadi pada penggunaan beberapa golongan obat. efek samping dari suatu obat tidak mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau dicegah seminimal mungkin. Mekanisme reaksi efek samping obat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu reaksi  intrinsic  (reaksi yang bisa diprediksi) dan reaksi  idiosyncratic  (reaksi yang tidak bisa diprediksi); 1.      intrinsic a. efek farmakologi yang berlebihan b.  penghentian obat c. efek samping yang tidak berupa efek farmakologi utamma 2.       idiosyncratic reaksi karena faktor genetik Berikut ini beberapa pengelompokan efek samping obat yang lain: T

farmakofor

  Farmakofor adalah susunan 3D dari atom dalam molekul obat yang memungkinkan untuk berikatan dengan reseptor yang diinginkan dan bertanggung jawab dengan respon biologis karena terikat dengan reseptor yang dikehendaki. Untuk menentukan suatu obat baru itu dapat ditentukan dengan cara 1.     Dari etno botani Secara komputerisasi Beberapa contoh hubungan antara struktur dan aktivitas obat Dari struktur diatas kita dapat mengidentifikasi jenis iikatan farmakofor, pada gambar diatas jenis ikatan farmakofor pada Struktur III (gambar 13.31) kelompok fenol dapat bertindak sebagai donor (HBD) atau akseptor hidrogen  (HBA) aromatik Cincin dapat berpartisipasi dalam interaksi van der Waals amina dapat bertindak sebagai akseptor ikatan hidrogen atau sebagai pusat ionik jika diprotonasi hydrogen bond donor (HBD) mendonorkan pasangan elektron bebas hydrogen bond acceptor (HBA) adalas suatu pasangan elektron bebas darii reseptor untuk menerima ikatan hidrogen

identifikasi farmakofor difenhidramin

C 17 H 21 NO farmakofor untuk difenhidramin adalah difenhidramin memiliki dua cincin aromatik , pada cincin aromatiknya terjadi gaya van der waals, kemudian pada ikatan oksigen, pada ikatan oksigen ini terjadi pengikatan hidrogen atau disebut juga hydrogen bond acceptor pada ikatan nitrogen itu terjadi ikatan ionic karena nitrogen memiliki pasangan elektron bebas yang dapaat mengikat hidrogen yang bermuatan positif dan sedangkan nitrogen bermuatan negatif, antara muatan positif dan negtif akan saling tarik menarik yang mengakibatkan terbentuknya ikatan ionik